Kamis, 09 Oktober 2014

Kisah Penjudi Menemukan Hidayah

Di kota Malang Jawa Timur, hiduplah seseorang yang sangat berpengaruh di kota tersebut. Anggap saja namanya Ahmad.  Keseharian Ahmad sering dihabiskan dengan berjudi. Dia juga yang menyebabkan perjudian marak di daerah tersebut. Meskipun Ahmad tinggal di sebelah masjid dan saat adzan berkumandang, ia tetap saja meneruskan hobi judinya tersebut. Perbuatan Ahmad meresahkan warga setempat, namun mereka tidak berani untuk menegur ataupun memberi tahu Ahmad dan teman-temannya.

Hampir semua penduduk kampung membenci Ahmad, karena hobi buruknya tersebut. Namun ada salah seorang pengurus masjid yang bernama pak Yasin. Hanya dia yang mau mendekati Ahmad. Pak Yasin tahu selain hobi berjudi, kebiasaan Ahmad juga suka meruwat burung. Walau sebenarnya pak Yasin sendiri tidak menyukai hal tersebut, akan tetapi beliau tidak menampakkannya di depan Ahmad.

Pada suatu ketika, Pak Yasin mengajak Ahmad menuju ke rumah temannya yang banyak memiliki burung. Dalam perjalanan menuju rumah teman Pak Yasin, adzan ashar pun berkumandang. Pak Yasin meminta izin kepada Ahmad untuk singgah ke masjid melaksanakan sholat ashar.  Pak Yasin mengetahui hobi si Ahmad ngruwat burung, beliau pun sering mengajak Ahmad ke tempat temannya itu. Pak Yasin selalu menepatkan waktu berkunjung bertepatan dengan waktu sholat. Seperti biasanya beliaupun meminta izin untuk singgah ke masjid melaksanakan sholat. Karena sering di ajak ke tempat burung, waktu Ahmad untuk berjudi pun semakin berkurang.

Pada suatu ketika, Ahmad pun menegur Pak Yasin ketika mereka sedang singgah di sebuah masjid untuk melaksanakan sholat; “Pak sampean itu setiap sholat kok sendiri, gak ajak-ajak aku?” tanya Ahmad kepada Pak Yasin. “ Lho cak, kita ini kan sama sudah besar, dan sama-sama sudah tahu bahwa sholat itu kewajiban. Jadi, ya hayo sama-sama sholat”! Jawab pak Yasin.Sejak  saat itu,  Ahmad ikut sholat bersama Pak Yasin.

Pada suatu ketika, pengurus masjid mengadakan rapat untuk memilih bendahara masjid. Pada saat rapat, Pak Yasin mengajukan Ahmad untuk menjadi bendahara masjid. Peserta rapatpun terkaget-kaget dengan keputusan pak Yasin. Mereka tidak setuju dengan pilihan Pak Yasin, karena mengetahui masa lalu Ahmad. Namun setelah Pak Yasin memberikan jaminan, jika ada kebocoran uang masjid beliaulah yang akan mengganti uangnya. Akhirnya peserta rapatpun setuju Ahmad menjadi bendahara masjid.

Esok harinya, pak Yasin menemui ahmad untuk menawarkan jabatan bendahara masjid tersebut. Ahmad terkejut dan berkata “ Ah, pak Yasin ini ada ada saja, saya ini kan tukang judi dan gak pernah sholat, masa dijadikan bendahara masjid!” “Lho bendahara masjid itu khan tugasnya hanya menerima uang masuk dan uang keluar, bukan sholat tugasnya!” guman Pak Yasin.

Karena kebaikan pak Yasin, Ahmad segan dan tidak berani menolak permintaannya. Iapun menjadi bendahara masjid. Setelah Ahmad menjadi bendahara masjid, Pengurus sering mengadakan rapat. Biasanya, mereka berkumpul sebelum sholat magrib, namun rapat dimulai setelah sholat Isya, jadi Ahmad  ikut sholat Magrib dan Isya berjama’ah di masjid. Akhirnya Ahmad sering melaksanakan sholat berjamaah di masjid, bahkan hampir semua sholat 5 waktu. Perjudian di kampung tersebut tidak terjadi lagi. Ahmad banyak belajar ilmu-ilmu agama, sehingga masyarakat menjadikanya tempat bertanya dan mengangkatnya  menjadi sesepuh dan tokoh agama yang disegani di kampung tersebut.

Ternyata semua yang dilakukan Pak Yasin terhadap si Ahmad adalah misinya untuk menarik Ahmad dari jalan yang salah. Herannya misi pak Yasin ini tidak ada satu pun orang dikampung mengetahuinya.

Berbuat baik itu memang butuh kesabaran dan cara yang tepat, agar mereka yang kita ajak untuk meninggalkan sifat-sifat buruknya tidak merasa digurui. Ketika menemui orang-orang yang salah jalan, sebagian orang lebih menarik diri agar mereka aman dari orang-orang tersebut. Bahkan menebar kebencian sehingga orang-orang yang tadinya ingin berubah mengurungkan niatnya, karena tidak adanya dukungan dari lingkungannya. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan tauladan dari kisah ini. [Aguskum/wasathon.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar