Rabu, 28 Oktober 2015

Heksagram dan Perjudian


 
Mengapa manusia suka berjudi? Ternyata hal itu tidak terlepas dari budaya yang berkembang sejak dulu, di mana berjudi dan ramal-meramal merupakan dua hal yang saling berkaitan di dalam kultur kebanyakan bangsa. Peramalan adalah ilmu memprediksi masa depan atau kejadian yang belum terjadi, sedangkan judi adalah salah satu praktek atau pilihan tindakan atas hasil ramalan tadi. Sedangkan pilihan tindakan lainnya seperti penggunaan ramalan dalam dunia bisnis, percintaan dan kegiatan yang tidak mempertaruhkan uang lainnya seringkali disebut berjudi juga, atau tindakan untung-untungan, atau berjudi nasib.

Peradaban Mesir Kuno mengenal Dewa Toth sebagai dewa pengobatan, penemu tulisan dan hakim agung yang menciptakan dewa judi. Sedangkan di India tercatat dalam epik Mahabharata yang berasal 1500 SM yang memiliki cerita utama yang dimulai dengan undian dadu. Orang-orang yang berasal dari keluarga yang berbeda di kerajaan bersaing untuk mendapatkan tahta. Karena tidak tercapai kesepakatan akhirnya harus dilakukan pengundian dengan dadu.  Permainan ini kemudian menjadi tidak jujur dan hal ini mungkin mendasari ditemukannya dadu.  Salah satu peserta undian kalah, dan kehilangan semua harta kerajaan termasuk istrinya.

Di dalam budaya Yunani diakui adanya hubungan antara judi dan peramalan. Hubungan ini diwujudkan pada tokoh dalam mitologi Yunani bernama Palamedes yang dikenal sebagai penemu dadu, berbagai bentuk ramalan, serta perjudian dengan abjad dan angka.  Palamedes (berasal dari kata palm) mempunyai keahlian memanipulasi dunia, kecerdasan yang licik yang disebut dalam bahasa Yunani, Metis. Kebudayaan Yunani inilah yang diwarisi oleh peradaban Barat pada masa kini, sehingga budaya bermain judi dikembangkan di Eropa dan Amerika.

Meski tidak ada sosok mitologis tertentu yang menghubungkan dengan tradisi judi di Cina, namun asal-usul struktur Yi Jing memberikan gambaran bahwa bentuk trigram dan heksagram yang pada awalnya dibangun dari manipulasi angka-angka dibuat dengan tujuan untuk peramalan. Selain itu bentuk heksagram juga dipergunakan untuk perhitungan aritmatika dan, menurut Sunzi, untuk menghitung keseimbangan kekuatan pasukan militer.  Jadi manipulasi heksagram ini dengan cerita asal-usulnya digunakan bersama-sama dengan bidang ramalan, angka, kosmologi dan tulisan. Bukti-bukti ini ditemukan pada makam, yang menunjukkan bahwa peramalan dengan Yi Jing juga terkait dengan perjudian.

Latar belalakang mitologis dan budaya ini mungkin menjadi sebab perjudian di wilayah Asia pada umumnya berkaitan erat dengan kultur etnik Cina di manapun mereka tinggal. Perjudian tradisi Cina ini termasuk yang tidak ada duanya di dunia. Judi dalam budaya Cina adalah bagian dari peribadatan kepada dewa-dewa.

Mitos Dewa Judi (Gods of Gambler), yakni seseorang yang memiliki kemampuan supranatural dalam memenangkan pertaruhan di meja judi, berkembang di masyarakat Cina dan sering dijadikan tema dalam film-film yang diproduksi di Hongkong.
sumber: http://hesagramdunia.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar