Sabtu, 03 Januari 2015

Macau, Bukan hanya Judi



Macau, kota kecil di wilayah Republik Rakyat Tiongkok. Tepatnya di pesisir selatan Tiongkok. Jika selama ini Macau kurang banyak dikenal, tentu bukan hal aneh. Pasalnya, keberadaannya dalam peta sulit dicari. Atau bahkan kadang-kadang tidak ada! Kalau pun ada yang mengetahui Macau, kota seluas 27,3 km2 ini lebih dikenal sebagai kota judi. Padahal, banyak obyek wisata menarik di daerah ini yang patut diselami...

Sadar tak mungkin selamanya menggantungkan magnet perjudian untuk menggaet wisatawan, Macau belakangan mulai menggalakkan pariwisata. Macau bersolek cantik. Bangunan-bangunan lama dipugar dan didaftarkan ke PBB menjadi warisan sejarah dunia. Selain itu, tempat rekreasi Macau Fisherman's Wharf dipoles untuk menarik wisatawan.

Macau baru terus mengalami perubahan, hingga tahap tertentu, dengan tata ruang perkotaannya. Namun suasana Sino-Latin-nya yang unik tetap dipertahankan. Bila Anda mencari tempat wisata bersejarah, dijamin tidak akan kecewa karena akan menemukan berbagai tempat menggelitik. Dari piazza -taman tradisional Portugis- hingga vihara serta benteng-benteng kuno.

Macau memiliki tempat bersejarah yang menggabungkan kejadian masa lampau Tiongkok dan Portugis dengan kejutan di setiap sudut kotanya. Sejumlah obyek wisata sejarah yang bisa dikunjungi antara lain Museum of Macau, yang berisi sejarah kota itu. Bagi penggemar keindahan alam bisa mencoba The Museum of Nature & Agriculture.

Untuk penikmat masalah kelautan, dapat berkunjung ke Macau Maritime Museum yang menggambarkan sejarah Angkatan Laut Macau. Selain itu, masih ada Art Museum yang memajang karya kaligrafi tradisional Tiongkok, lukisan, keramik serta hasil karya seni modern. Juga ada Wine Museum yang menyuguhkan aneka jenis anggur terbaik Portugis.

Tak hanya yang bersifat tradisional dan klasik. Museum di Macau juga ada yang menyajikan materi-materi yang cukup modern. Grand Prix Museum misalnya, yang menampilkan ajang tahunan F3 Grand Prix Macau yang diadakan setiap bulan November. Dan bagi penggemar dunia fashion, bisa berkunjung ke Taipa Houses Museum. Di sini terpajang beragam gaya hidup dan pakaian selebriti Portugis

Mau shopping? Anda bisa menuju Avenida de Almeida Ribeiro, tempat berbelanja dan wisata paling populer dengan area terbukanya, Largo do Senado, serta jalan-jalan yang berujung dari sana. Atau sekadar ingin menyaksikan lalu lalang orang, bisa ke Largo do Senado, sebuah taman utama di kota Macau.

Keindahan Macau ternyata bukan hanya di darat. Bagi penggemar olah raga laut dapat memanjakan diri di Bamboo Bay sambil melakukan surfing dengan layar. Atau di Hac Sa Bay (Black Sand Bay), tempat terbaik untuk berenang di laut.

Secara geografis, Macau terletak di70 km sebelah barat daya Hongkong dan 145 km dari Guangzhou. Ia adalah koloni Eropa tertua di Tiongkok, sejak abad ke-16. Pemerintahan Portugal menyerahkan kedaulatan Macau kepada Republik Rakyat Tiongkok di tahun 1999, sejak itu Macau menjadi Daerah Administratif Khusus Tiongkok.

Sebagai bekas koloni Portugal, tak heran jika nuansa Portugis masih sangat kental di wilayah Macau. Karena itu, meski penduduk Macau kebanyakan bertutur dalam bahasa Kantonis -seperti juga masyarakat Hongkong, untuk bahasa resmi lain ternyata bukan Bahasa Inggris, melainkan Portugis. Maka tulisan yang terpampang di instansi resmi maupun toko menggunakan dua bahasa, Tiongkok dan Portugis.

Penggalian arkeologi di wilayah Macau menunjukkan bahwa kota tersebut memiliki sejarah sebagai suatu komunitas selama lebih dari 6.000 tahun. Sejak pertengahan abad ke 16, Macau telah memainkan peranan penting sebagai penghubung antara Asia dan Eropa.

Namun dalam sejarah, Macau juga menjadi aktor penting, terutama bila dibandingkan dengan tetangganya, Hongkong. Ahli sejarah bahkan mengatakan bahwa globalisasi bermula di Macau pada akhir tahun 1800-an ketika kota tersebut menjadi pusat perdagangan Eropa, Asia, Amerika dan Afrika.

Macau adalah tempat bagi gereja-gereja Katolik-Roma, ibadah Budha dan agama Tao, kasino, organisasi kemanusiaan, sekolah, taman, jalan-jalan yang sibuk, lorong-lorong yang sepi, makanan Tiongkok, Portugis dan Macanese -makanan khas Macau- serta bangunan bersejarah dan gedung-gedung pencakar langit. Semuanya berpadu dalam lingkungan yang penuh toleransi dan harmoni antarras.

Suasana mistik dan misterius menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah panjang Macau sebagai desa nelayan Tiongkok dan wilayah administrasi Portugis. Macau adalah contoh kesuksesan prinsip Deng Xiaoping “satu negara, dua sistem”. Di bawah pemerintahan hasil konsensus Kepala Pemerintahan Edmund Ho Hau Wah, Macau menikmati pertumbuhan ekonomi yang cepat, keamanan publik, serta stabilitas sosial sejak serah terima tahun 1999.

Selain itu, dibukanya industri game telah mengonfirmasikan ide bahwa kompetisi di antara operator game adalah cara terbaik untuk mencapai kemajuan ekonomi secara keseluruhan. Tak heran bila kota tersebut ditetapkan menjadi pusat game nomor satu dunia.

Dari begitu banyak pesona yang bisa dinikmati di Macau tak perlu khawatir bakal kehilangan momen. Karena begitu kecilnya kota bekas koloni Portugis ini, sehingga kemana pun melangkah bisa dengan mudah berjumpa dengan laut (hanya tepi utara yang tak berbatasan dengan laut. Itu adalah Tiongkok Daratan). ”Maka menjelajahi seluruh Macau dari utara hingga selatan, dari barat sampai timur dapat dilakukan dalam waktu singkat,” tutur Mellisa Sandriati, dari Viva Macau yang menyediakan fasilitas wisata ke Macau selama Maret - April 2007 untuk paket perjalanan 5 hari 3 malam, termasuk tiket dan akomodasi.

Wisata ke Macau, acap digabungkan dengan paket wisata ke lokasi yang lain. Seperti paket lengkap Super Saver Hongkong/Macau/Shenzen. Paket wisata seperti itu menjadi solusi menarik, setidaknya bagi mereka yang baru pertamakalinya mengunjungi lokasi wisata dunia. Terlebih paket wisata seperti itu menawarkan lengkap mulai dari transportasi, akomodasi hingga hotel berbintang plus jalan-jalan, belanja dan menikmati hiburan di tiga kota yang sangat menarik di Asia. [Surya]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar