Minggu, 01 Februari 2015

Tidak layak dipertaruhkan




Para pemain judi mungkin merasa tidak ada salahnya sedikit bermain-main dengan kemujuran, namun pihak berwenang Malaysia tidak setuju akan hal itu.

Malaysia adalah negara Muslim yang menganggap perjudian haram, namun juga merupakan negara multiras dengan toleransi terhadap ras dan budaya lainnya. Oleh karena itu, tempat-tempat perjudian berizin hadir, yang terkenal adalah Kasino Genting di Pahang dan pacuan kuda di Klub Turf.Para penggemar di Malaysia memegang poster selama pertandingan sepak bola babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 melawan Singapura di Kuala Lumpur pada tanggal 28 Juli 2011. Taruhan sepak bola ilegal adalah masalah serius di Malaysia. Dalam razia yang dilakukan pada bulan Juli, kepolisian menemukan taruhan yang bernilai sekitar 49 juta ringgit ($ 15,7 juta) atas pertandingan Piala Sepak Bola Eropa. [Bazuki Muhammad/Reuters]

Para penggemar di Malaysia memegang poster selama pertandingan sepak bola babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 melawan Singapura di Kuala Lumpur pada tanggal 28 Juli 2011. Taruhan sepak bola ilegal adalah masalah serius di Malaysia. Dalam razia yang dilakukan pada bulan Juli, kepolisian menemukan taruhan yang bernilai sekitar 49 juta ringgit ($ 15,7 juta) atas pertandingan Piala Sepak Bola Eropa. [Bazuki Muhammad/Reuters]

Namun, ada sisi ilegal dalam industri perjudian dimana para penjudi bertaruh untuk sepak bola dan bahkan, di kota kecil bernama Taiping, di negara bagian Perak di sebelah utara, kapan hujan akan turun.
Angka persisnya untuk perjudian ilegal di Malaysia tidak diketahui. Sebuah razia polisi pada bulan Juli – ada 150 razia di seluruh negeri – menyingkapkan taruhan senilai sekitar 49 juta ringgit ($ 15,7 juta) atas pertandingan Piala Sepak Bola Eropa.
FIFA, badan pengatur sepak bola dunia, memantau tindakan polisi terhadap taruhan ilegal – terutama di Asia di mana tempat ini dianggap sebagai sebab utama pengaturan skor, menurut Bakri Zinin, Kepala Penyelidikan Kejahatan untuk Kepolisian Malaysia.
Tempat perjudian
Di daerah yang lebih dekat, di Sri Hartamas, sebuah daerah permukiman di Kuala Lumpur, tempat perjudian berbasis Internet yang disamarkan sebagai kafe internet telah meningkatkan kegusaran warga.
Bryan Goh, 52 tahun, yang telah bermukim di daerah itu selama 15 tahun, mengutarakan ketakjuban bagaimana tempat-tempat perjudian ilegal ini mampu beroperasi di siang bolong. Dilengkapi dengan kamera televisi sirkuit tertutup dan jendela yang gelap, empat lokasi telah dilaporkan bermunculan dengan lingkar jarak 100 meter dari sebuah kantor polisi yang sedang dibangun.
Menurut Ronnie Liu, anggota dewan eksekutif negara bagian Selangor, tempat ilegal ini beroperasi di satu tempat tidak lebih dari enam bulan sebelum pindah.
Terrence Anand, 43 tahun, memainkan empat-angka, sebuah permainan undian terkenal di mana penjudi memilih angka apapun antara 0000 dan 9999 dengan harapan angka itu sama dengan angka yang menang. Meskipun permainan ini dilaksanakan oleh beberapa agen yang sah di Malaysia, beberapa sindikat telah memasuki bidang ini.
Agen-agen yang tidak memiliki izin menerima taruhan dalam bentuk uang tunai di kedai-kedai kopi, menuliskan angka di atas secarik kertas, Terrence menjelaskan. Sindikat dulu membeli angka-angka itu secara sah dari konter-konter yang berizin.
Agen mendapat komisi sekitar 20 sen untuk setiap angka dan jika suatu angka menang, mereka mendapat 2% tambahan di atas komisi mereka.
“Jika angka itu tidak menang, maka sindikat mendapat uang tunainya. Sudah biasa jika agen menjadi serakah dan menyimpan uang itu sendiri dengan berharap angka itu tidak akan menang saat ditarik,” katanya.
Derita kecanduan
Florence Chan, 58 tahun, adalah penasihat sukarela di Pusat Rehabilitasi Penjudi Malaysia, sebuah badan nirlaba Kristen yang didirikan pada tahun 2003. Setelah berpengalaman sembilan tahun dalam membantu para pecandu, dia menegaskan, tidak ada masa depan yang cerah bagi penjudi kebiasaan, tidak peduli mereka bermain secara sah atau tidak.
“Anda bisa berkata apa saja mengenai permainan mahjong siang hari atau permainan kartu Tahun Baru Cina, perjudian bukanlah bagian dari budaya Malaysia. Ini hanyalah kebiasaan buruk,” kata Chan. Banyak penjudi yang mendatangi lembaga ini di Bandar Tasik Selatan, Kuala Lumpur, berada di ambang bunuh diri.
“Mereka biasanya memiliki hutang besar dan telah dibuang oleh keluarga mereka,” jelasnya, yang usia pasiennya berkisar antara 25 sampai 60 tahun.
“Kecanduan berjudi digolongkan di bawah kelainan kompulsif dan memerlukan terapi perilaku kognitif,” Rusdi Abd Rashid, 39 tahun, kepala koordinator di Pusat Ilmu Kecanduan Universitas Malaysia, berkata kepada Khabar.
Tidak mudah keluar dari kecanduan judi.
Penyuluh di Bandar Tasik Selatan yang lain, Eric Kee, 48 tahun, berkata perjudian dapat bersifat obsesif seiring berjalannya waktu.
Setelah memenangkan 2000 ringgit ($ 651) dengan taruhan 500 ringgit (163 dolar), seorang penjudi melihat apa yang diyakininya sebagai cara mudah untuk menang telak, dan meningkatkan taruhannya. Ketamakan dan ketidakmampuan emosional untuk menerima kekalahan memicu dia mengambil risiko lebih besar dan kekalahan lebih dalam.
“Ini merupakan lingkaran merusak yang tidak hanya menyebabkan kehancuran finansial, tetapi lenyapnya kepercayaan dari teman, keluarga dan rekan kerja,” kata Kee. “Seperti pengguna narkoba, para penjudi juga sering berbohong untuk mendapatkan pinjaman uang demi meneruskan kebiasaan mereka.”
Kata-kata nasihat utama Kee kepada keluarga dan teman penjudi kompulsif: berhentilah memberi bantuan keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar