Cafe ganja di Amsterdam (Niken/detikTravel)
Di Amsterdam, Belanda ada kawasan khusus dewasa bernama Red Light District. Bebas ganja, judi dan prostitusi untuk pengunjung 21 tahun ke atas. Bikin geleng-geleng kepala.
Wilayah yang terang-terangan melegalkan ganja, judi dan prostitusi yakni Red Light District (RLD). RLD terletak tidak jauh dari Dam Square dan Kanal Tour Amsterdam.
detikTravel berkesempatan mengunjungi wilayah tersebut pada minggu lalu. Rombongan kami melihat toko ganja, judi dan prostitusi dengan berjalan kaki.
Pemandu wisata melarang untuk mengambil foto di area tersebut. Namun secara diam-diam foto diambil.
(Niken/detikTravel)
Di sepanjang jalan banyak ruko yang terdiri antara lain rumah ganja, coffee shop yang sebenarnya menawarkan ganja, sexhouse, dan opera seks. Selain itu banyak rumah bordil yang menawarkan wanita penghibur dengan harga bervariasi dari sekitar 50 Euro (Rp 750 ribu).
PSK dapat dilihat dari rumah berkaca tersebut. Mereka mengenakan pakaian yang sangat minim untuk dapat membuat pengunjung tergiur.
Di sini kita tidak boleh lama-lama melihat PSK tersebut kecuali akan menawar. Untuk melihat lama-lama saja dilarang apalagi mengambil foto PSK tersebut.
Selain itu, di jalan tersebut ada juga museum prostitusi. Namun museum yang buka dari pukul 12.00-24.00, saat sore masih hari terlihat sepi.
Saat menyusuri RLD banyak pengunjung yang datang dengan mobil mewah. Namun ada juga pengunjung yang datang berkelompok. Selain menyusuri jalan, kita dapat berfoto-foto di kanal-kanal yang cantik.
(Niken/detikTravel)
(dtc)
Wilayah yang terang-terangan melegalkan ganja, judi dan prostitusi yakni Red Light District (RLD). RLD terletak tidak jauh dari Dam Square dan Kanal Tour Amsterdam.
detikTravel berkesempatan mengunjungi wilayah tersebut pada minggu lalu. Rombongan kami melihat toko ganja, judi dan prostitusi dengan berjalan kaki.
Pemandu wisata melarang untuk mengambil foto di area tersebut. Namun secara diam-diam foto diambil.
(Niken/detikTravel)
Di sepanjang jalan banyak ruko yang terdiri antara lain rumah ganja, coffee shop yang sebenarnya menawarkan ganja, sexhouse, dan opera seks. Selain itu banyak rumah bordil yang menawarkan wanita penghibur dengan harga bervariasi dari sekitar 50 Euro (Rp 750 ribu).
PSK dapat dilihat dari rumah berkaca tersebut. Mereka mengenakan pakaian yang sangat minim untuk dapat membuat pengunjung tergiur.
Di sini kita tidak boleh lama-lama melihat PSK tersebut kecuali akan menawar. Untuk melihat lama-lama saja dilarang apalagi mengambil foto PSK tersebut.
Selain itu, di jalan tersebut ada juga museum prostitusi. Namun museum yang buka dari pukul 12.00-24.00, saat sore masih hari terlihat sepi.
Saat menyusuri RLD banyak pengunjung yang datang dengan mobil mewah. Namun ada juga pengunjung yang datang berkelompok. Selain menyusuri jalan, kita dapat berfoto-foto di kanal-kanal yang cantik.
(Niken/detikTravel)
(dtc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar