Rabu, 18 Juni 2014

Judi, Kenali dan Lepaskan dari Kecanduan

Faktor-faktor yang menunjang ketagihan judi.
Seperti telah dikemukakan dibagian terdahulu, bagaimana seseorang yang tadinya hanya melakukan permainan judi untuk sekedar iseng untuk melewati waktu luang, dan akhirnya terpuruk menjadi penjudi yang ketagihan dan lebih parah lagi menjadi penjudi yang sarat problem, baik kejiwaan maupun struktur keuangan, serta kacaunya stuktur kewajiban (kerja, keluarga dan sebagainya)
Permainan judi ada yang ‘halus’ seperti pacuan kuda, balap mobil, arena tinju, sepak bola, dan sebagainya. Tetapi ada yang ‘kasar’ yang nyata-nyata kelihatan berjudi langsung dengan uang dan dapat hadiah uang, seperti gapleh, togel, roulette, lottre dan sebagainya. Maka tingkat ketagihan, tiap orang punya gradasi tersendiri, serta pengaruhnya terhadap segala segi kehidupannya.
Macam-macam pengaruh
Pengaruh pergaulan, banyak terjadi, seseorang yang mempunyai teman hobby judi, maka lambat laun dirinya akan juga terjun untuk coba ikut main, dan jika tidak segera disadari, tidak tertutup kemungkinan akan menjadi penjudi yang ketagihan.
Tingginya mendapat hadiah (uang) yang sangat besar, mempengaruhi orang. Jadi lotere lebih menarik bilamana hadiahnya lebih tinggi, seperti di Amerika sampai ratusan juta dollar. Dimana hal ini membuat orang tergoda untuk menghayal menjadi pemenangnya.
Terpengaruh dengan sugesti, bagaimana seorang pemula masuk ke casino, maka akan mendapat buku panduan, seolah untuk main judi menjadi hal yang mudah untuk menang, jika dipelajari dan dikuasi permainannya. Dan dipandu untuk terus mencoba, dan mencoba. Sekali-kali menang, padahal lebih sering kalahnya.
Pengaruh beban hidup, banyak orang yang menduga dengan bermain judi akan bisa membantu merubah nasibnya, siapa tahu mendapat kemenangan dan menjadi kaya mendadak. Maka banyak orang yang miskin, terperosok menjadi penjudi sarat problem.
Menjadi pecandu judi, bisa disembunyikan dari orang dekat, misalnya pasangan, orang tua atau anak. Tentu saja jika hal ini, bisa disembunyikan, jika belum mempunyai problem ‘besar’ yang berakibat menyeret orang-orang terdekatnya, seperti misalnya kekalahan yang menghasilkan hutang banyak, dan tidak mampu melunasi sendiri. Maka jalan keluarnya orang-orang dekat ikut merasakan akibatnya. Berbeda dengan pecandu narkoba atau alkohol, dimana fisik seorang pecandu mudah dikenali, karena terlihat efek kecanduannya.
Beberapa fase yang bisa dibedakan sampai dengan berkembangan pada ketagihan dari judi.
  • fase pertama dari induksi: ini fase perkenalan dengan dunia perjudian, biasanya masih kala usia masih muda dengan orientasi, dan pengaruh pergaulan.
  • Fase dari “adopsi”: mengambil kebiasaan atau kebiasaan (melewati waktu luang, atau iseng). Moment ini yang menentukan terus atau tidak bermain judi.
  • Fase dari “promosi”: ini sudah menjadi pilihan untuk mau main judi. Jadi behaviornya (kelakuan) untuk main sudah jadi kesibukannya, karena ada motivasi pribadi yang diemban dan diharapkan untuk terwujud.
  • Fase ketagihan : perubahan tingkah laku dari bisa kontrol menjadi ketagihan judi.
Dalam literatur yang paling banyak di pakai mengenai perkembangan ketagihan dengan judi : fase menang, fase kalah dan fase putus asa, dimana aksennya dalam situasi keuangan dan si penjudi.
Fase memulainya. Fase ini penting untuk sipemain untungnya. Makanya dalam perjudian banyak dipakai kata, “beginers luck”, Jika pada permulaannya sudah menderita kalah, maka dia tidak begitu tertarik lagi untuk main seterusnya. Karena harga diri tidak bisa menerimanya. Kalau pemain sesuai dengan harapannya, dia dalam fase menang.
Fase menang. Fase ini mempunyai pendirian tertentu. Pertama dia main dengan uang kecil tetapi ini cepat prosesnya dengan main besar. Nilai uang menjadi lain untuk si pemain. Dan uang menang menjadi status. Ini menjadi dorongan mau menjadi lebih. Lama kelamaan menjadi integrasi dengan kelakuanrnya. Main judi belum merugikan dirinya. Umumnya si pemain kehilangan realitas dengan suksesnya dan merasa hebat dengan wawasannya mengenai permainan judi. Tetapi moment tertentu krusial: fase berikutnya datang
Fase penjudi menang dengan ciri:
  • Sekali- kali main judi, bertahap semakin sering bermain.
  • sering menang, mendapat rasa senang, dan tergiur lebih sering pergi main.
  • taruhannya jadi lebih tinggi, untuk pemenuhan ambisi mendapat keuntungan besar.
  • fantasi mengenai kemenangan, menyombongkan diri mengenai hasilnya.
  • optimis yang tak pantas.
Fase kalah. Fase ini si pemain sudah mulai sering kalah, dia mulai mendapat perasaan bahwa dia juga bisa kalah, dengan ini harga dirinya mulai kacau. Dia hanya melihat jalan satu-satunya bermain lebih intensif, dengan harapan kekalahannya atau kerugiannya bisa kembali. Jika disinggung tentang kelakuannya bermain judi, dia akan merasa tersinggung, marah dan akhirnya memperlihatkan kelakuan yang menyakitkan, seperti berbohong, menipu, dan memikir jalan keluar di sembunyikan. Problem paling besar itu bagaimana mendapat uang supaya bisa main judi. Banyak pemain dalam fase ini meminjam duit di bank, teman, korupsi untuk bisa main. Ini akan terjadi kumulatif dan terjadi fase baru untuk dia.
Ciri dari fase penjudi kalah dengan ciri:
  • periode panjang dengan selalu kalah
  • hanya judi yang ada dalam pikirannya
  • merahasiakan / kebohongan., kehilangan kontrol diri
  • di rumah tidak menyenangkan (pemarah, mudah tersinggung, mengambil barang)
  • pinjam uang besar legal dan ilegal
  • pembayaran utang di tunda atau sama sekali tidak membayar
  • perubahan pribadinya seperti (tarik diri, malas bekerja. Tidak bertanggung jawab pada kewajiban)
  • kehilangan waktu untuk relasi dan keluarga
  • tidak bisa berhenti lagi, ketagihan berat.
fase putus asa. Sudah terjadi hutang dari lubang lain menutup lubang lain dan dia merasa setiap situasi bisa di atasi. Sebagian utang yang sudah dibayar, dia pakai lagi untuk main dan kalah lagi. Fase ini lama kelamaan si pemain merasa efek tragis mengenai kelakuannya. Hutang bertumpuk, kehilangan sosial kontak dan relasi, biasanya kehilangan kerja, income, psikis dan fisik banyak keluhan. Main judi bukan jalan keluar lagi. Si penjudi menjadi putus asa dan mencoba melarikan diri dengan bunuh diri. Atau aktifitas kriminal dan umumnya masuk penjara. Beberapa orang menjadi korupsi atau curi uang perusahaan karena mau menutup lubang. Karena uang yang dia pinjam dari mafia dengan bunga mencekik leher, dan mengancam keselamatan jiwa sendiri atau keluarga jika tidak segera dilunasi.
Dalam Fase ini, seseorang harus segera ‘dikarantina’ karena sudah menjadi penjudi patalogis dengan ciri-ciri yang dikemukakan dibagian terdahulu. Sudah timbul maslah-masalah yang sangat berbahaya, dan diperparah jika relasi, keluarga, famili dan teman-teman menjauhinya. Penjudi ini sudah sakit jiwa dengan emosi yang timbul diantara:
  • timbul merasa panik, dan frustasi
  • kriminalitas menjadi lebih besar
  • muncul penyesalan yang amat sangat, tapi terasa terlambat
  • reputasi sebagai pemain yang terluka, dan jiwa yang labil
  • kalah, orang lain disalahkan, mencari kambing hitam atas nasib yang menimpanya
pemulihan dari ketagihan judi
dengan pemulihan dari ketagihan main judi masih ada 3 fase yang bisa dibedakan, fase kritik, fase pemulihan dan fase perkembangan melihat hidup baru. Dari perasaan putus asa, hutang, ditangkap atau masuk penjara, pikiran bunuh diri dan akibat dari negatif psiko-sosial, pecandu judi ini terpaksa harus memilih untuk bisa menjalani kehidupan masa depannya. Permintaan pertolongan dari pecandu ini, biasa dilakukan baik secara langsung atau ‘malu-malu’.
Kritik fase, Pumulihan fase menjadi fase kritik. Ini bisa dilihat:
  • ‘have a wish’ untuk di tolong atau diberi harapan
  • beberapa tanggungjawab yang diberikan pada pecandu, di ambil alih.
  • menguasai realisme keterlaluan, pemilihan untuk berhenti bisa dibuatnya.
  • pikiran menjadi lebih jernih, dengan membicarakan pada orang dekat.
  • problem pertama mulai di solusikan, seperti mencari kesibukan, sehingga waktu habis untuk bekerja.
fase pemulihan, membangun hidup baru:
  • membuat planing pemulihan (mencicil pembayaran hutang, pembenahan jadwal kegiatan dan sebagainya)
  • membuat daftar bagan kekuatan dan kelemahan, dan berusaha untuk konsekuen dan memilahnya untuk menghindari dari terjebak kembali
  • buat skala prioritas yang berkaitan dengan aktifitas hidup
  • buat kepercayaan dari lingkungan, untuk kembali membaik relasi dengan pasangan dan keluarga, serta famili.
  • terjadi interes yang baru, dan merasa lebih relaks dan bahagia dalam hidup.
fase perkembangan dan fase terakhir, fase terakhir itu fase perkembangan dengan hidup baru
  • berkurang secara bertahap. Atau sekaligus tidak lagi menyentuh perjudian
  • problem sudah bisa tanggung sendiri dan bisa menyelesaikan (hutang tertangani, menjauhi teman-teman sepermainan)
  • sudah bisa mulai kasih perhatihan ke lingkungan dan bisa mengendalikan emosinya
pengolongan fase itu juga berkaitan dengan perkembangan lingkungan dari si pemain seperti, orang tua, pasangan (suami/istri), famili, teman. Respon negatif atau positif dari apa yang mereka mengalami. Juga beberapa perceraian yang timbul karena beriniti ketagihan judi. Dengan ini, pecandu yang sudah cerai, perlu pemulihan diri lebih dalam karena ada emosi lain selain kecanduan berjudi yang harus dia pikul dan coba selesaikan. kepercayaan dari lingkungan sudah hilang, maka jati diri untuk bangun kembali butuh trunjangan dari kasih sayang dan kepercayaan yang diberikan oleh orang dekat. Elemen yang penting untuk si pecandu dan lingkungan memulihkan kepercayaan sendiri dan prilaku lain yang positif. (http://sosbud.kompasiana.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar