Diakui atau tidak, sebagai sebuah fakta, perjudian di Indonesia sudah
menyentuh masyarakat secara luas dan sangat sulit untuk dihilangkan.
Beragam aspek bisa dijadikan alasan, mengapa perjudian tidak bisa
diberantas. Selain faktor budaya yang kental yang melekat di sebagian
suku (daerah) yang ada di Indonesia, juga sebagian besar pemain judi
yang ada berasal dari suku Tionghoa, dimana berjudi sudah menjadi tradisi
Dengan kondisi yang demikian, akhirnya perjudian di Indonesia dilakukan
secara terang-terangan , namun tidak dilegalisir oleh pemerintah
Indonesia. Sehingga pendapatan dana dari sektor perjudian tidak bisa
dimanfaatkan oleh pemerintah guna meningkatkan pembangunan. Akhirnya,
dana-dana siluman yang berasal dari perjudian hanya dinikmati oleh
oknum tertentu saja. Bahkan bisa jadi dipergunakan untuk menggerakkan
beragam kegiatan lainnya.
Melihat kondisi yang demikian, sudah sepantasnya dicarikan jalan untuk
memecahkan persoalan ini. Sehingga mudaratnya bisa diperkecil,
sementara manfaatnya bisa dimaksimalkan bagi kepentingan pembangunan
dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat kebanyakan.
Kita bisa belajar dari Pemerintah Malaysia yang memandang bahwa soal
perjudian itu menyangkut kultur etnis yang ada.Pemerintah berpikir,
daripada sibuk dan menghabiskan waktu serta biaya untuk melakukan
operasi, lebih baik di lokalisasi. Dengan demikian, tingkat
pengawasannya bisa diperketat. Bila warga negara Malaysia dan para
pengelola casino di Genting melanggar ketentuan yang sudah ditetapkan,
maka pemerintah tidak bertele-tele. Tindakannya jelas dan tegas. Tidak
ada kompromi. Itu yang terjadi di Genting.
Dari sisi ekonomi pengaruh perjudian di Genteng , tentu sangat banyak.
Karena di Genting ini kan bukan hanya para penjudi yang dating, ada
juga wisatawan yang tidak suka berjudi. Ini kan mendatangkan devisa
bagi Malaysia. Dari Indonesia saja cukup banyak yang kamin layani.
Hampir 50% pemain yang ada di Genting kan dari Indonesia. Dari sisi
pajak, tentu pemerintah Malaysia cukup banyak mendapatkannya. Dari segi
ketertiban dan keamanan, jelas sekali manfaatnya.
Kalau di Indonesia judi di lokalisasi Genting akan merasakan
pengaruhnya. Sebab, bila Indonesia melakukan hal serupa dengan
Malaysia, maka Malaysia akan kehilangan sebagian besar dari devisa.
Oleh karena itu, tentu Bandar-bandar casino yang adadi Malaysia i,
kurang setuju bila Indonesia melokalisasi perjudian. Di Indonesia, kan
kebetulan soal perjudian selalu dipermasalahkan, padahal soal ini tidak
perlu dipermasalahkan.
Genting punya kepentingan agar Indonesia tidak buka.Begitu juga dengan
Australia. Nah, bagaimana caranya agar Indonesia tetap tidak buka, itu
kan orang punya urusan. Jika Genting membuang keuntungannya sebesar
US$100.000 saja setiap bulan untuk dibagi-bagikan untuk menghambat itu
semua, kan bisa. Belum casino di Australia. Nilai itu kan sangat kecil
bagi pengelola disini. Hampir tidak ada artinya bila disbanding dengan
Beda sikap pemerintah Indonesia dengan pemerintah Malaysia.di Malaysia
semua tegas dan jelas. Kalau tidak bisa dan dilarang oleh pemerintah,
ya tidak bisa. Apapun caranya. di Indonesia??? hehehehe..... (http://ainuttijar.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar