|
“Judi
(judi), menjanjikan kemenanganJudi (judi), menjanjikan kekayaanBohong
(bohong), kalaupun kau menangItu awal dari kekalahanBohong (bohong),
kalaupun kau kayaItu awal dari kemiskinan” (“Judi” karya Rhoma Irama)
Perjudian sebuah permainan yang mengasyikan dan banyak disukai oleh
masyarakat diberbagai belahan dunia karena memberikan keuntungan.
Sejarah judi ada dan sama panjangnya dengan sejarah peradaban manusia
itu sendiri. Para penjudi primitif adalah para dukun yang membuat
ramalan ke masa depan dengan menggunakan batu, tongkat atau tulang hewan
yang dilempar ke udara dan jatuh ditanah. Biasanya yang diramal pada
masa itu adalah nasib seseorang pada masa mendatang.
Alice Hewing (dalam Stanford & Susan, 1996) dalam bukunya
Something for Nothing: A History of Gambling mengemukakan bahwa
orang-orang Mesir kuno sangat senang bertaruh dalam suatu permainan
seperti yang dimainkan oleh anak-anak pada masa kini dimana mereka
menebak jumlah jari-jari dua orang berdasarkan angka ganjil atau genap.
Orang-orang Romawi kuno menyenangi permainan melempar koin dan lotere,
yang dipelajari dari Cina. Orang Yunani Kuno juga menggunakan hal yang
sama. Selain itu, mereka juga menyenangi permainan dadu.
Pada jaman Romawi kuno permainan dadu menjadi sangat populer. Para
Raja seperti Nero dan Claudine menganggap permainan dadu sebagai bagian
penting dalam acara kerajaan. Namun permainan dadu menghilang bersamaan
dengan keruntuhan kerajaan Romawi, dan baru ditemukan kembali beberapa
abad kemudian di sebuah Benteng Arab bernama Hazart, semasa perang
salib.
Setelah dadu diperkenalkan lagi di Eropa sekitar tahun 1100an oleh
para bekas serdadu perang salib, permainan dadu mulai merebak lagi.
Banyak kerabat kerajaan dari Inggris dan Perancis yang kalah bermain
judi ditempat yang disebut Hazard (mungkin diambil dari nama tempat
dimana dadu tersebut diketemukan kembali). Sampai abad ke 18, Hazard
masih tetap populer bagi para raja dan pelancong dalam berjudi.
Pada abad ke 14, permainan kartu juga mulai memasuki Eropa, dibawa
oleh para pelancong yang datang dari Cina. Kartu pertama yang dibuat di
Eropa dibuat di Italia dan berisi 78 gambar hasil lukisan yang sangat
indah. Pada abad 15, Perancis mengurangi jumlah kartu menjadi 56 dan
mulai memproduksi kartu untuk seluruh Eropa. Pada masa ini Ratu Inggris,
Elizabeth I sudah memperkenalkan lotere guna meningkatkan pendapatan
negara untuk memperbaiki pelabuhan-pelabuhan.
Di Indonesia permainan judi sudah ada sejak jaman dulu, dalam cerita
Mahabarata dapat diketahui bahwa Pandawa menjadi kehilangan kerajaan dan
dibuang ke hutan selama 13 tahun karena kalah dalam permainan judi
melawan Kurawa. Sabung Ayam merupakan bentuk permainan judi tradisional
dan banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Ketika VOC bercokol,
untuk memperoleh penghasilan pajak yang tinggi dari pengelola
rumah-rumah judi tersebut, maka pemerintah VOC memberi izin pada para
Kapitan Tionghoa untuk membuka rumah judi sejak 1620. Rumah judi itu
bisa berada di dalam ataupun di luar benteng Kota Batavia.
Sejak masa Souw Beng Kong, Kapitan Tionghoa pertama di Batavia, rumah
judi resmi telah berdiri. Souw Beng Kong tak hanya mengurus tempat judi
tapi juga pembuatan koin dan rumah timbang untuk barang-barang orang
Tionghoa. Ia juga diberi hak menarik cukai sebesar 20 persen dari pajak
judi yang dikenakan VOC kepada para pemilik rumah judi.
Judi kartu dan dadu, atau disebut juga po, cukup beken di kalangan
penggemar judi di Batavia. Masyarakat Tionghoa pada masa itu pun juga
sudah memperkenalkan judi capjiki. Permainan lotere ala Eropa atau
Belanda baru masuk Hindia Belanda pada pertengahan abad ke-19.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar