Kamis, 14 Agustus 2014

Antara Bola, Judi & Seks


Menyaksikan pertandingan sepakbola antara timnas Indonesia vs timnas Kingdom of Saudi Arabia, selain kurang greget karena Timnas Indonesia terjebak tempo permainan lambat yang tentu saja menguntungkan Timnas KSA karena lebih unggul secara teknik dan kesolidan tim. Tapi karena skor 1-2 kadung dibukukan, maka yang tersisa adalah berharap pada pertandingan berikutnya semoga Timnas Indonesia dapat meraih poin penuh tanpa kalah (*selagi berharap belum bayar…. marilah berharap).
Bola, Judi dan Seks adalah salah tiga dari beberapa topik kuno yang paling dinamis dalam kehidupan manusia, karena ketiganya selalu bermetamorphosis seiring perkembangan jaman. Dan benang merah dari ketiganya terletak pada semangat, harapan serta hasrat penikmatnya.
Bola, sedari kecil kebanyakan pria mungil selalu bersemangat untuk bermain bola, karena bermain bola selain memuaskan dorongan berkompetisi dalam sebuah tim, sepakbola sebagaimana olah raga populer lainnya kerap menjadi pemuas hasrat diperhatikan oleh para wanita mungil yang terpacu menyoraki dari pinggir lapangan.
13641513521719762624
Pada sebagian pria mungil yang kurang bakat menjadi atlet sepakbola,semangat ini tersimpan manis hingga masa dewasa. Namun unsur terdominan paling menonjol dalam jiwa penyuka sepakbola mungil tersebut adalah unsur kompetisi ego, dan pada point inilah benang merah Judi menjadi stimulasi penjaga semangat kesukaan terhadap sepakbola.
Disanalah awal pengalaman saya ketika beberapa tahun lalu terbawa semangat kompetisi ego yang dipuaskan oleh permainan judi bola yang begitu menggedor harapan menang dan menang dalam setiap rupiah yang dipertaruhkan. Berawal dari taruhan rokok dan makan siang dengan sohib satu kulian, kami menyaksikan pertandingan sepakbola, hingga akhirnya salah seorang sohib memutuskan menjadi BD judi bola, maka taruhan berupa rokok dan makan siang naik fase menjadi judi murni berupa rupiah.
1364151384225439443
Tahun 2003, tahun dimana liga champion menampilkan sinar terang AS Monaco yang dibesut Didier Deschamp saya masih ingat ketika itu memasang taruhan Rp. 300 ribu untuk AS Monaco vs Real Madrid, dan setan sungguh cerdik, saya menang. Dan pertandingan berikutnya antara Chelsea vs AS Monaco saya gandakan taruhan menjadi Rp.600 ribu pada babak pertama (menang) dilanjutkan dengan menggandakan kembali pada babak kedua hingga akhirnya malam itu saja Setan membantu saya menang sebesar Rp.2,4 juta dalam satu malam pertandingan bola. Begitupun pada leg kedua Chelsea vs AS Monaco, kemenangan masih memayungi dewi fortuna dan dewi asoi saya (*hasilnya kemenangannya tentu lebih besar dari gaji sebulan nguli waktu itu hahahahahaha).
Dan ditahun liga Champion inilah saya membenci Jose Mourinho, yang membuat saya kalah pada akhirnya di final kala itu, setelah Porto menumbangkan AS Monaco dengan skor telak 3-0…. hiks. Namun anehnya kebencian pada Jose Mourinho berubah menjadi kecintaan hingga hari ini kepada Mou The Special One saat dia membesut Chelsea, karena Chelsea merupakan tim yang paling banyak memberikan kemenangan pada saya waktu itu hahahahahahahaha.
Akibat fatal dari kemenangan demi kemenangan ini membuat saya benar-benar terbawa judi bola, saya ikuti semua taruhan pada beberapa liga dunia, piala eropa, piala dunia hingga piala konfederasi.
Dari uang kemenangan demi kemangan inilah saya dan para sohib mengalami dinamika pola hidup terbawa arus uang gampang menuju godaan setan yang lain, yaitu menikmati malam lebih sering daripada biasanya, hang out begadang rame-rame hingga sowan ke sauna, panti-panti pijat yang pada saat itu sedang menjamur. Untungnya tidak satupun dari kami yang punya hobi ke lokalisasi atau memakai narkoba, sehingga jalur setan menggoda kami hanya pada kenakalan kelas jomblo pada umumnya tidak sampai membuat kami jadi penjahat kelamin atau pecandu narkoba (*masih dapat bersyukur juga hahahahaha).
Dan untungnya kami semua tetap bekerja dengan baik, tanpa sedikitpun mengurangi kedisplinan kekantor, sebab kegiatan judi bola ini kami anggap hanya salah satu way to have fun sisi lain kehidupan.
Sayangnya have fun atas kemenangan diatas sungguh merupakan kesemuan semata, ketika kekalahan demi kekalahan menghampiri. Tinggallah pemenang sejati yaitu sohib kami yang jadi BD, selain sukses mengumpulkan uang, dia juga menjadi benang merah antara judi dan seks karena dengan kesuksesannya menjadi BD inilah modal resepsi kawinnya saat itu sekitar Rp.45 juta total murni dari usaha sampingannya menjadi kaki bandar dari BD Besar judi bola……. (*sebagai cat. Sohib ini kebetulan prinsipnya tidak percaya surga neraka jadi doi merasa halal saja jadi bandar…… sompret prinsipnya inilah yang tidak sanggup kami ikutin hahahaha).
Hampir tiga tahun lamanya dari 2003 sd. 2006 saya candu judi bola, hingga akhirnya memutuskan berhenti menyukai judi bentuk apapun, setelah disadarkan sebagaimana efek instan judi yaitu saat menang uang setan dimakan hantu dan saat kalah uang keringat dimakan setan hahahahaha. Serta menyadari tidak berkahnya uang judi, karena parabola canggih dimasanya yang dibeli dari uang judi anehnya hanya mampu bertahan bagus kurang dari setahun saja, dan paling parah adalah sepeda motor baru saya beli yang mengandung sedikit lemak judi harus kena tabrak mobil dulu baru impas disucikan hahahahahaha.
Saat ini dua orang sohib veteran judi bola telah pindah kerja, sohib yang menjadi BD berhenti bekerja dan saat ini telah memiliki ruko sendiri berjualan pulsa dan ‘mungkin’ masih jadi BD Judi bola serta togel kayaknya hahahahahahaha. Saya bertobat nasuha dari judi dengan tetap menyimpan tumpukan majalah dan tabloid bola sebagai pengingat “Untuk Tidak Berjudi Lagi” dikemudian hari karena judi tidak akan pernah memberikan kemenangan dan tidak akan pernah memuaskan sisi manapun dari kompetisi ego diri kita dengan sebuah permainan sepakbola…………Jangan Mimpi Kaya Karena Judi…..!!!
13641514781302473419
Semoga sepakbola dalam negeri dijauhkan dari mafia judi sepakbola, karena bagi orang yang terbiasa puas menikmati sepakbola melalui jalur judi, maka rasaNasionalisme adalah merupakan stimulus pengganti yang mampu menggelorakan kembali semangat kompetisi ego tanpa judi dan seks, khususnya bagi penonton sepakbola sekelas saya…….. hahahahahaha.
1364151536204194236
Wakakkakakakakakak Salam Bibir Kenthir wakakakakakakka.
(dari http://olahraga.kompasiana.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar