Badai salju yang menerjang Amerika Serikat pecan
lalu melumpuhkan lebih dari 20 negara bagian. Salju yang turun selama beberapa
hari tanpa henti ini diyakini sebagai salah satu badai salju terberat dalam
sejarah meteorologi.
===============
Badai salju Jonas menghantam kawasan pantai timur Amerika
Serikat (AS). Akibatnya, Kota New York ditutup oleh pemerintah dan larangan
perjalanan diberlakukan. Larangan perjalanan diberlakukan di New York dan
sekitarnya pada Sabtu 23 Januari 2016 waktu setempat. Kota terpadat di AS ini
ditutup karena badai salju besar yang tengah melanda.
Hampir 85 juta orang berada di jalur badai ini dan ratusan
ribu orang akhir pekan lalu hidup tanpa listrik, sementara ribuan lainnya
terjebak setelah badai itu melumpuhkan jalan-jalan, jalur kereta api dan
penerbangan di sepanjang Pantai Timur Amerika.
Sedikitnya 17 orang telah tewas, enam di antaranya akibat
kecelakaan lalu lintas terkait salju dan jalanan yang diselimuti es di North
Carolina, Kentucky dan Tennessee. Sedikitnya 10 negara bagian menyatakan
kondisi darurat. Di Kentucky, pihak berwenang telah membuka tempat-tempat
penampungan darurat di sepanjang jalan utama antar negara bagian, di mana
pengendara mobil terjebak sepanjang hari Sabtu itu.
Diperkirakan badai salju berlangsung hingga Minggu 24
Januari 2016, dan bisa menjadi badai terdahsyat dalam sejarah. Warga telah
diperingatkan untuk tetap berada di dalam rumah karena salju disertai angin
kencang yang kecepatannya di atas 80 kilometer per jam telah menciptakan kondisi
yang menghalangi penglihatan sama sekali dan membuat perjalanan menjadi lebih
berbahaya.
Badan Cuaca Nasional AS, Central Park, menyatakan badai
musim dingin sepekan ini merupakan yang terbesar kedua dalam sejarah New York
(NY). Pasalnya, tercatat ketebalan salju tahun ini mencapai 26,8 inci atau
setara 68,072 sentimeter. Hanya berbeda kurang dari sepersepuluh rekor tumpukan
salju yang disebabkan badai serupa pada Februari 2006 yakni 26,9 inci atau
68,326 sentimeter.
“Ini adalah badai seumur hidup," kata petugas
Meteorologi Jeff Smith, sebagaimana dikutip dari ABC7NY, Senin (25/1).
Pantauan redaksi eveline pada media sosial twitter rentang
waktu 22–24 Januari 2016, mendapati sebanyak 82.891 tweet yang dilayangkan
netizen dunia memperbincangkan mengenai Badai Jonas. Mayoritas perbincangan
dikicaukan oleh netizen Amerika Serikat, dengan 71.276 kicauan. Sedangkan
netizen Indonesia memperbincangkan peristiwa ini sebanyak 420 kicauan.
Akun twitter @SarahMOnline mengingatkan agar setiap orang
berhati-hati, seperti kicauannya “Everybody affected by winter storm #Jonas
please be safe”. Badai Jonas juga mendapat perhatian dari Miss Universe 2015,
lewat akun twitternya Pia Alonzo Wurtzbach mengatakan “Hope my New Yorkers and
East coast followers in the USA are staying warm in the midst of winter storm
Jonas!”
Sejauh ini Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New
York menyatakan, belum ada laporan WNI jadi korban. KJRI New York mengimbau
kepada WNI di wilayah kerja KJRI New York untuk mematuhi imbauan dinas cuaca
dan otoritas setempat. WNI juga diminta tidak melakukan perjalanan darat jika
tidak terlalu mendesak.
Badai salju ini juga mengakibatkan lebih dari 4.000
penerbangan dibatalkan di seluruh negara bagian yang terkena dampak badai
salju. Bandara JFK New York yang merupakan salah satu bandara terbesar di AS
dilaporkan membatalkan hampir 400 penerbangan. Sementara bandara domestik La
Guardia di New York dilaporkan membatalkan sekitar 230 penerbangan.
Gubernur Kota New York Andrew Cuomo, mengumumkan larangan
terhadap semua aktivitas perjalanan di kota tersebut, termasuk di Long Island.
Namun larangan itu dikecualikan untuk kendaraan darurat pada Sabtu, pukul
02.30, waktu setempat. "Semua jembatan dan terowongan menuju Kota New York
juga akan ditutup," katanya, Sabtu, 23 Januari 2016.
Cuomo mengimbau warga tetap berada di rumah masing-masing.
"Ini pesan kami dan saya harap semua mendengarkan. Kami meminta Anda tetap
berada di rumah dan menjauhi jalan. Ini juga termasuk yang sedang berkendara,
ataupun berjalan kaki, untuk kembali ke rumah," ujarnya.
Kereta bawah tanah serta kereta yang dioperasikan Long
Island Railroad dan Metro Utara menghentikan pelayanan sejak pukul 16.00. Hal
ini dilakukan karena tumpukan salju yang mencapai 3 inci telah menghambat
perjalanan kendaraan.
Selain itu, pertunjukan teater di Broadway dibatalkan atas
perintah Wali Kota New York Bill de Blasio. Terlebih, badai salju ini termasuk
lima badai terbesar yang melanda New York.
"Kami mencintai teater ini. Kami pasti akan kembali. Kami juga
mencintai salju, karena ini tidak ada di Atlanta," ujar Michee Jones, 46
tahun, manajer perusahaan penjual tiket The Phantom of Opera.
Sebuah media di New Jersey mengatakan seorang ibu dan
anaknya meninggal karena keracunan karbon monoksida pada Sabtu malam lalu.
Polisi mengatakan karbon monoksida itu dihasilkan oleh knalpot mobil mereka
yang ditutupi salju, sehingga ibu dari putri berusia 3 tahun tersebut
kondisinya sangat kritis.
Badai yang disebut Snowmageddon dan Snowzilla ini mulai
melemah dan menuju Samudra Atlantik. Badai salju ini telah berdampak pada
sekitar 85 juta orang serta mengurung 300 ribu orang dalam satu titik. Badai
salju terparah tercatat di Glengary, Virginia Barat, yang memiliki ketebalan
salju setinggi 42 inci atau 107 cm.
Di Washington, DC, beberapa kawasan tetap tutup dan
perjalanan udara di kawasan ini disinyalir semakin memburuk. Sebanyak 7.000
penerbangan dibatalkan akhir pekan itu. Gangguan akibat salju ini diperkirakan
masih terjadi hingga beberapa hari. Setidaknya 615 penerbangan telah dibatalkan
untuk Senin ini, 25 Januari 2016.
Sebagian besar negara bagian dan wilayah Amerika Serikat
sepanjang akhir pekan lalu itu lumpuh. Beberapa kota tampak seperti kota mati. Mobil-mobil
yang tengah melaju di jalanan langsung terhenti karena tertutup salju yang
begitu tebal. (BN)
Boks:
Snowdiving, Tren yang “Dibawa” Badai Salju
Salju di banyak wilayah di bagian timur AS mencapai
ketebalan lebih dari satu meter. Setidaknya 85 juta warga terkena dampak yang
dibawa badai Jonas ini
Namun demikian, keganasan badai salju yang melanda di awal
tahun ini tidak mengurungkan niat orang untuk menikmati salju yang terhampar.
Badai salju Jonas kali ini juga menginspirasi warga untuk melakukan sesuatu
yang lain dari biasanya. Satu tren baru, yang rekaman videonya menjadi viral,
muncul di AS. Tidak memperdulikan suhu yang dingin di luar, banyak warga AS
menangggalkan pakaian hangat mereka dan ikut meramaikan tren terbaru ini.
Berbagai video yang sempat diunggah di YouTube
menunjukkan orang-orang yang hanya berbikini atau mengenakan pakaian selam,
terjun ke lapisan tebal salju di pekarangan rumah mereka.
Saking tebalnya salju yang ada, membuat beberapa
"penyelam" yang terjun langsung tenggelam seluruh tubuhnya ditelan
lapisan salju.
Sementara itu di Instagram, sejauh ini diposting lebih dari
1.200 foto dan video tren ini dengan hashtag #snowdiving. Dan tampaknya tren
ini akan terus meluas, selama masih tersedia salju cukup tebal. Dan juga
sepertinya warga tidak memperdulikan bahaya yang mungkin mengintai dari tren
ini. Orang-orang sepertinya tidak menyadari kemungkinan adanya benda berbahaya
di balik salju yang dapat membuat mereka cedera. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar