Minggu, 31 Januari 2016

Badai Salju “Jonas” Mengganas




Badai salju yang menerjang Amerika Serikat pecan lalu melumpuhkan lebih dari 20 negara bagian. Salju yang turun selama beberapa hari tanpa henti ini diyakini sebagai salah satu badai salju terberat dalam sejarah meteorologi.
===============

Badai salju Jonas menghantam kawasan pantai timur Amerika Serikat (AS). Akibatnya, Kota New York ditutup oleh pemerintah dan larangan perjalanan diberlakukan. Larangan perjalanan diberlakukan di New York dan sekitarnya pada Sabtu 23 Januari 2016 waktu setempat. Kota terpadat di AS ini ditutup karena badai salju besar yang tengah melanda.

Hampir 85 juta orang berada di jalur badai ini dan ratusan ribu orang akhir pekan lalu hidup tanpa listrik, sementara ribuan lainnya terjebak setelah badai itu melumpuhkan jalan-jalan, jalur kereta api dan penerbangan di sepanjang Pantai Timur Amerika.

Sedikitnya 17 orang telah tewas, enam di antaranya akibat kecelakaan lalu lintas terkait salju dan jalanan yang diselimuti es di North Carolina, Kentucky dan Tennessee. Sedikitnya 10 negara bagian menyatakan kondisi darurat. Di Kentucky, pihak berwenang telah membuka tempat-tempat penampungan darurat di sepanjang jalan utama antar negara bagian, di mana pengendara mobil terjebak sepanjang hari Sabtu itu.

Diperkirakan badai salju berlangsung hingga Minggu 24 Januari 2016, dan bisa menjadi badai terdahsyat dalam sejarah. Warga telah diperingatkan untuk tetap berada di dalam rumah karena salju disertai angin kencang yang kecepatannya di atas 80 kilometer per jam telah menciptakan kondisi yang menghalangi penglihatan sama sekali dan membuat perjalanan menjadi lebih berbahaya.

Badan Cuaca Nasional AS, Central Park, menyatakan badai musim dingin sepekan ini merupakan yang terbesar kedua dalam sejarah New York (NY). Pasalnya, tercatat ketebalan salju tahun ini mencapai 26,8 inci atau setara 68,072 sentimeter. Hanya berbeda kurang dari sepersepuluh rekor tumpukan salju yang disebabkan badai serupa pada Februari 2006 yakni 26,9 inci atau 68,326 sentimeter.

“Ini adalah badai seumur hidup," kata petugas Meteorologi Jeff Smith, sebagaimana dikutip dari ABC7NY, Senin (25/1).

Pantauan redaksi eveline pada media sosial twitter rentang waktu 22–24 Januari 2016, mendapati sebanyak 82.891 tweet yang dilayangkan netizen dunia memperbincangkan mengenai Badai Jonas. Mayoritas perbincangan dikicaukan oleh netizen Amerika Serikat, dengan 71.276 kicauan. Sedangkan netizen Indonesia memperbincangkan peristiwa ini sebanyak 420 kicauan.

Akun twitter @SarahMOnline mengingatkan agar setiap orang berhati-hati, seperti kicauannya “Everybody affected by winter storm #Jonas please be safe”. Badai Jonas juga mendapat perhatian dari Miss Universe 2015, lewat akun twitternya Pia Alonzo Wurtzbach mengatakan “Hope my New Yorkers and East coast followers in the USA are staying warm in the midst of winter storm Jonas!”

Sejauh ini Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York menyatakan, belum ada laporan WNI jadi korban. KJRI New York mengimbau kepada WNI di wilayah kerja KJRI New York untuk mematuhi imbauan dinas cuaca dan otoritas setempat. WNI juga diminta tidak melakukan perjalanan darat jika tidak terlalu mendesak.

Badai salju ini juga mengakibatkan lebih dari 4.000 penerbangan dibatalkan di seluruh negara bagian yang terkena dampak badai salju. Bandara JFK New York yang merupakan salah satu bandara terbesar di AS dilaporkan membatalkan hampir 400 penerbangan. Sementara bandara domestik La Guardia di New York dilaporkan membatalkan sekitar 230 penerbangan.

Gubernur Kota New York Andrew Cuomo, mengumumkan larangan terhadap semua aktivitas perjalanan di kota tersebut, termasuk di Long Island. Namun larangan itu dikecualikan untuk kendaraan darurat pada Sabtu, pukul 02.30, waktu setempat. "Semua jembatan dan terowongan menuju Kota New York juga akan ditutup," katanya, Sabtu, 23 Januari 2016.

Cuomo mengimbau warga tetap berada di rumah masing-masing. "Ini pesan kami dan saya harap semua mendengarkan. Kami meminta Anda tetap berada di rumah dan menjauhi jalan. Ini juga termasuk yang sedang berkendara, ataupun berjalan kaki, untuk kembali ke rumah," ujarnya.

Kereta bawah tanah serta kereta yang dioperasikan Long Island Railroad dan Metro Utara menghentikan pelayanan sejak pukul 16.00. Hal ini dilakukan karena tumpukan salju yang mencapai 3 inci telah menghambat perjalanan kendaraan.

Selain itu, pertunjukan teater di Broadway dibatalkan atas perintah Wali Kota New York Bill de Blasio. Terlebih, badai salju ini termasuk lima badai terbesar yang melanda New York.  "Kami mencintai teater ini. Kami pasti akan kembali. Kami juga mencintai salju, karena ini tidak ada di Atlanta," ujar Michee Jones, 46 tahun, manajer perusahaan penjual tiket The Phantom of Opera.

Sebuah media di New Jersey mengatakan seorang ibu dan anaknya meninggal karena keracunan karbon monoksida pada Sabtu malam lalu. Polisi mengatakan karbon monoksida itu dihasilkan oleh knalpot mobil mereka yang ditutupi salju, sehingga ibu dari putri berusia 3 tahun tersebut kondisinya sangat kritis.

Badai yang disebut Snowmageddon dan Snowzilla ini mulai melemah dan menuju Samudra Atlantik. Badai salju ini telah berdampak pada sekitar 85 juta orang serta mengurung 300 ribu orang dalam satu titik. Badai salju terparah tercatat di Glengary, Virginia Barat, yang memiliki ketebalan salju setinggi 42 inci atau 107 cm.

Di Washington, DC, beberapa kawasan tetap tutup dan perjalanan udara di kawasan ini disinyalir semakin memburuk. Sebanyak 7.000 penerbangan dibatalkan akhir pekan itu. Gangguan akibat salju ini diperkirakan masih terjadi hingga beberapa hari. Setidaknya 615 penerbangan telah dibatalkan untuk Senin ini, 25 Januari 2016.

Sebagian besar negara bagian dan wilayah Amerika Serikat sepanjang akhir pekan lalu itu lumpuh. Beberapa kota tampak seperti kota mati. Mobil-mobil yang tengah melaju di jalanan langsung terhenti karena tertutup salju yang begitu tebal. (BN)


Boks:
Snowdiving, Tren yang “Dibawa” Badai Salju

Salju di banyak wilayah di bagian timur AS mencapai ketebalan lebih dari satu meter. Setidaknya 85 juta warga terkena dampak yang dibawa badai Jonas ini

Namun demikian, keganasan badai salju yang melanda di awal tahun ini tidak mengurungkan niat orang untuk menikmati salju yang terhampar. Badai salju Jonas kali ini juga menginspirasi warga untuk melakukan sesuatu yang lain dari biasanya. Satu tren baru, yang rekaman videonya menjadi viral, muncul di AS. Tidak memperdulikan suhu yang dingin di luar, banyak warga AS menangggalkan pakaian hangat mereka dan ikut meramaikan tren terbaru ini.

Berbagai video yang sempat diunggah di YouTube menunjukkan orang-orang yang hanya berbikini atau mengenakan pakaian selam, terjun ke lapisan tebal salju di pekarangan rumah mereka.

Saking tebalnya salju yang ada, membuat beberapa "penyelam" yang terjun langsung tenggelam seluruh tubuhnya ditelan lapisan salju.

Sementara itu di Instagram, sejauh ini diposting lebih dari 1.200 foto dan video tren ini dengan hashtag #snowdiving. Dan tampaknya tren ini akan terus meluas, selama masih tersedia salju cukup tebal. Dan juga sepertinya warga tidak memperdulikan bahaya yang mungkin mengintai dari tren ini. Orang-orang sepertinya tidak menyadari kemungkinan adanya benda berbahaya di balik salju yang dapat membuat mereka cedera. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar