Sabung ayam spritual keagamaan adalah sabung ayam yang
diselenggarakan untuk pemujaan atau berkenaan dengan suatu kepercayaan.
BALI
Sabung ayam di Bali adalah tradisi yang sangat tua sejak
zaman Hindu Bali. Prasasti Batur I (dari tahun 933) dan Prasasti Batuan (944
tanggal kalender Caka Bali) mengungkapkan bahwa ritual tabuh rah telah ada
selama berabad-abad. Di Bali , sabung ayam, yang dikenal sebagai tajen,
dipraktekkan dalam pemurnian ritual keagamaan kuno untuk mengusir roh-roh
jahat. Ritual ini, suatu bentuk pengorbanan hewan, disebut tabuh rah
(menumpahkan darah). Tujuan tabuh rah adalah untuk memberikan persembahan darah
ayam kepada roh-roh jahat. Sabung ayam adalah kewajiban agama di setiap
festival kuil Bali atau upacara keagamaan. Wanita umumnya tidak terlibat dalam
proses tabuh rah ini. Semua bentuk perjudian, termasuk judi sabung ayam
dilarang oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1981, sedangkan aspek religius
sabung ayam dalam Hindu Bali tetap dilindungi.
ASIA TENGGARA
Sabung ayam merupakan hal yang sudah umum di seluruh Asia
Tenggara. Sebagian sabung ayam terkait dengan kepercayaan kepada roh suci.
Agama Islam dan Kristen tentu melarang kepercayaan terhadap roh tersebut.
Tetapi di Asia Tenggara, tradisi adat untuk penghormatan orang suci dan
semangat untuk mengadakan pertunjukan lebih mendominasi. Di masyarakat kristen
Filipina utara, penghormatan kepada roh membuat imam Katolik tidak berdaya
untuk menghentikan sabung ayam. Juga di
utara pedesaan Thailand, terdapat upacara keagamaan menghormati roh leluhur
yang dikenal sebagai "faun Phii", semangat dansa atau tarian hantu,
dan termasuk persembahan bagi leluhur dengan semangat melalui pertempuran
pedang, semangat menari, dan "roh melalui media sabung ayam". Hal
tersebut di atas tergolong jenis sabung ayam spiritual.
Demikian informasi sabung ayam di Bali dan Asia Tenggara
lainnya yang temasuk sabung ayam spritual keagamaan, yang diterjemahkan dari
wikipedia, en.wikipedia.org.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar