Kamis, 23 April 2015

Tersangka Pembobol Bank Mandiri Akui Buat Rekening Untuk Judi Online

Tersangka Pembobol Bank Mandiri Akui Buat Rekening Untuk Judi Online
TRIBUN PONTIANAK / ANESH VIDUKA
Tersangka Sakarya (kiri) dan Juanda Dinata Saputra (kanan) saat menjawab pertanyaan para awak media di Mapolda Kalbar, Kamis (23/4/2015). Sakarya dan Juanda merupakan tersangka dalam kasus tindak pidana pencucian uang dengan pidana pokok tindak pidana perbankan. 

 Satu di antara tersangka yang berhasil diamankan Polda Kalbar, Sakarya (38) mengatakan bahwa ia dan keponakannya tersebut bukanlah sebagai pelaku yang menguras dana di rekening milik Abdul Rahman.
"Kitakan bukan sebagai pembobol pak, kita kan sebagai memiliki rekening saja, ya pakai kartu SIM langsung buat rekening-rekening atas nama kita, dalam hal inikan ada lagi yang di atas, kan ndak tahu dikira buat katanya buat untuk online main poker gitu, tiba-tibanya malah untuk nipu gitu," katanya.
Ia mengakui bahwa dirinya diperintah oleh seorang temannya untuk membuat rekening-rekening tersebut sebagai tempat menampung uang dari judi poker online.
"Ada teman yang namanya Rahman, dia itu susah pak, kadang-kadang ke Jakarta, kadang-kadang ke Palembang. Saya sehari-hari sebagai sopir angkutan bis," pengakuannya kepada sejumlah media.
Sakarya kemudian menjelaskan bahwa ia tak mengetahui rencana lain temannya tersebut yang justru menggunakan rekening tersebut sebagai alat untuk melakukan pencurian.
"Kita juga nggak tahu, dia kan juga minta tolong, dikirain bikin itu untuk memang mendaftarkan untuk bikin poker gitu, tiba-tiba dibuatnya untuk jenis penipuan," jelasnya
Sakarya juga menjelaskan bahwa hasil ratusan ribu rupiah diterimanya usai membuka rekening bagi temannya tersebut.
"Imbalan itu Rp 150 ribu, Rp 200 ribu, saya kenalnya dulu sewaktu lagi di OKI (Ogan Komering Ilir) sekolahnya, ya lagi kecil semasa SD, ya udah dewasakan pisah gitu," jelasnya
Ia yang berprofesi sebagai sopir bis ini mengaku tak pernah menjadi pekerja di bank manapun, keahliannya hanya sebagai membuka rekening yang dapat dilakukan semua orang.
"Saya nggak pernah kerja di Bank, tapi kalau buat ATM itu biasa gitu ya, walaupun rakyat biasa juga bisa, yang penting KTP lengkap, alamat lengkap begitu," ujarnya
Ditambahkannya bahwa ia mengenal Rahman sejak kecil ketika semasa sekolah dasar.
"Saya kenal Rahman nggak lama, semasa kecil sewaktu lagi sekolah SD, lagi anak-anak, kawan main semasa kecil," tambahnya
Satu di antara tersangka lainnya, Juanda (20) mengatakan bahwa ia dan pamannya ini hanya mengetahui tujuan membuka rekening untuk menampung hasil dari judi poker online.
"Saya kan kenal dengan oom ini (Sakarya), ini oom tahu-tahu, tiba-tiba mau mengasih kerjaan ke saya, katanya mau nggak buat rekening. Saya tanyakan buat apa om, ya om bilangkan buat main poker, poker judi online biasa. Saya pikirkan nggak masalah, okelah saya buatin, upahnya dia beri saya Rp 100 ribu satu rekening," katanya.
Ia mengakui bahwa telah membuat puluhan rekening baik yang dengan atas namanya sendiri maupun teman-teman kuliahnya. (http://pontianak.tribunnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar