Minggu, 06 Desember 2015

Marina Bay Sand favorit penjudi di Singapura buang nyawa

Marina Bay Sand favorit penjudi di Singapura buang nyawa
Marina Bay Sand Singapura. (c) Ardyan Mohamad Erlangga ©2014 Merdeka.com
 Gedung di pesisir selatan Singapura itu berdiri megah, bagaikan tiga pilar kaca menyangga perahu raksasa. Arsitektur itu kolosal walau tidak alami, menggambarkan kemajuan daya cipta manusia. Seakan melengkapi kesan artifisial, di bawah bangunan 57 lantai tersebut terhampar daratan luas hasil reklamasi pantai bertahun-tahun lalu. Konon, pasir untuk memperluas wilayah negara kota ini dibeli diam-diam dari Kepulauan Riau.

Dunia mengenalnya dengan nama Marina Bay Sand Hotel. Pelacong dari seluruh benua ke sana untuk menginap, belanja, dan berjudi. Ya anda tidak salah baca, di gedung berdiri pada 2010 itu, dioperasikan kasino setara Pulau Sentosa yang sudah lebih kesohor sebagai tempat buang duit di meja judi sejak era 1980-an.

"Enggak heran banyak yang loncat dari gedung Marina Bay Sands," ujar Brian, mahasiwa Indonesia yang tengah studi di Singapura, kala menemani merdeka.com berkeliling di kawasan Marina Bay akhir pekan ini.

Loncat itu artinya bunuh diri. Dan penyebabnya tak jauh-jauh dari judi. "Ya kan kalah, duitnya habis, terus bunuh diri," urai Brian lebih lanjut. Bao Lao, wartawan harian Strait Times membenarkan fenomena tersebut.

Seorang WNI bernama Willim Charles pernah bunuh diri dari Skypark Marina Bay pada 2012. Tapi investigasi Kepolisian Singapura menyimpulkan warga Jakarta itu mengkahiri hidup atas motif asmara, bukan kekalahan di meja judi.

Sedangkan awal tahun ini, turis asal Taiwan tercatat korban terakhir yang meloncat dari Marina Bay dengan dugaan imbas judi. Lao menjelaskan, karena jadi tempat favorit setor nyawa keamanan di lantai atas Marina Bay ditambah.

Penjudi yang buang nyawa itu bukan warga Singapura. "Tidak semua loncat, ada juga seingat saya menembak dirinya sendiri. Tapi intinya sih pasti orang asing, karena warga Singapura mana ada yang judi di sana," kata Lao.

Marina Bay malarang warga Singapura ataupun warga asing dengan status pemukim tetap masuk ke kasino. Kecuali mereka membayar USD 100 per hari sebagai jaminan. Aturan serupa juga berlaku di kasino area parkir Pulau Sentosa.

Sebaliknya, kalau anda warga asing, silakan berjudi kapan saja. "Kami berjudi tidak di negara kami sendiri," ungkap Lao sambil tersenyum.

Sekadar informasi, warga Singapura sebetulnya doyan judi. Data H2 Gambling capital menunjukkan penduduk negara kota itu mengalami kekalahan di meja judi tertinggi kedua sejagat, setelah Australia. Rata-rata penduduk dewasa Singapura mengalami kekalahan judi senilai SGD 1.189 pada 2013.
sumber: http://www.merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar