Rabu, 11 Januari 2017

BUDAYA JUDI DAN MASYARAKAT


Sepanjang sejarah kita warga Indonesia memiliki kultur budaya yang beraneka ragam, adanya tradisi yang diturunkan turun temurun oleh para pendahulu kita membuat kita masing-masing tercipta seperti saat ini, dengan pengetahuan dan adat istiadat dari para leluhur.
Seperti misalnya dengan adat yang di turunkan oleh orang tionghoa yang ada di tanah Indonesia ini, dimana mereka akan selalu mengenang para tetua-tetua keluarga dan sukunya. Perkumpulan orang-orang tionghoa akan mudah di temui bila adanya sanak saudara atau kenalan mereka yang meninggal, pada rumah duka perkumpulan warga tionghoa tersebut akan menyeruak, dimana disana mereka mungkin akan saling mengenal atau bahkan bila diantaranya ada yang masih berhubungan darah semua akan terkuak disana.
Kemudian ada juga yang namanya tradisi berjudi, salah satu yang akan kita bahas yakni sabung ayam, tradisi mengadu ayam-ayam kampung pejantan ini rupanya sudah di mulai sejak jaman dahulu, baik itu di Pulau sumatera, pulau jawa, pulau kalimantan, bahkan di kawasan Bali pun mengenal tradisi ini, memang bukan murni perjudian awal mulanya ada sabung ayam tersebut, bisa jadi adalah sebuah upacara adat atau kepercayaan yang kemudian karna banyak peminat dan warga berkumpul untuk menonton acara tersebutlah maka hingga beberapa tahun setelahnya pun sabung ayam tetap dilakukan, faktor keseruan saat menonton adegan action seperti itu yang membuat masyarakat masih suka mengadakannya pula.

Untuk di Indonesia saat ini masih saja banyak orang yang mengakses sabung ayam online karena sudah menjadi salah satu keharaman mereka bila berjudi dan tertangkap pihak berwajib.
Didaerah Jawa sabung ayam sendiri dikenal dari salah satu cerita rakyat yang ada, cerita tentang si Cindelaras, cerita bermula saat Cindelaras yang memiliki ayam sakti kemudian diundang oleh raja Jenggala pada masa itu, untuk mengadu ayamnya dengan ayam Raden Putra. Dengan pertaruhan saat itu bilamana Cindelaras kalah maka dia akan dipenggal kepalanya, sedangkan bila yang kalah ayam milik raden putra maka Raden Putra akan memberikan setengah dari kekayaan miliknya kepada Cindelaras.
Dari cerita tersebut saja sudah dapat kita ketahui bahwa sejak dari jaman dahulu memang ada yang namanya perjudian dan sudah mendarah daging dengan adat istiadat kita di Indonesia, hingga sekarang kadang ada masih tidak hanya ayam yang diadu, tetapi kerbau, bahkan jangkrik pun di adu. (http://www.btrangers.com/budaya-judi-dan-masyarakat/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar